Jodoh tak akan kemana, mungkin istilah ini sudah tak asing lagi bagi kita semua. Jika kita melihat keluar, sangat banyak sekali orang yang sudah saling mencintai (baca : pacaran ) dalam jangka waktu yang lama namun pada akhirnya gagal menikah padahal sudah saling berjanji, saling membangun komitmen dan orang tuapun sudah saling kenal. Namun disisi lain tak sedikit juga yang awalnya tidak saling mengenal namun Allah pertemukan dalam ikatan suci pernikahan, ya mereka berjodoh.
Jodoh tak akan kemana, kalau memang bukan jodohnya apapun dan bagaimanapun mengusahakannya Allah selalu punya cara yang indah untuk tidak mempertemukannya. Begitu pula sebaliknya, jika memang sudah berjodoh bagaimanapun jauhnya jarak, tak mengenal sekalipun Allah juga selalu punya cara yang indah untuk mempertemukannya.
Jodoh tak akan kemana, ada kisah menarik yang diabadikan dalam Al-quran yaitu dari kisah Nabi Yusuf AS. Kita akan memetik hikmah dari satu episode kehidupan Nabiyullah Yusuf AS ini yaitu kehidupan percintaannya.
****
Saat ketaatan pada Allah selalu menjadi landasan dalam mencinta
“Dan wanita (zulaikha) yang yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata ‘Marilah kesini, ‘Yusuf berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik, Sesungguhnya orang – orang zalim tiada akan beruntung.” (Q.S : Yusuf : 30)
Yusuf AS, adalah seorang pemuda yang dikenal sejarah sebagai laki-laki yang sangat tampan hingga ketampanannya ini begitu mempesona banyak wanita salah satunya adalah istri majikannya yang lebih dikenal dengan nama Zulaikha. Para ulama tafsir menyebutkan usia Yusuf AS saat tinggal di istana berkisar antara 20 – 25 tahun. Jika ditilik dari usianya kita bisa bayangkan anak muda dengan usianya ini tentu saat-saatnya syahwat bergejolak tinggi, terlebih lagi ia hadir di negeri asing dimana statusnya disana hanya sebagai seorang budak yang diperjual belikan, status terendah dalam strata masyarakat kala itu. Ibnu Taimiyah mengungkapkan, “Orang asing itu sulit menghindarkan diri dari perbuatan jahat” , namun ternyata tidak dengan Nabiyullah Yusuf AS, Yusuf AS mampu menolak ajakan dari zulaikha meskipun tak ada siapa-siapa di istana hanya mereka berdua serta semua pintu-pintupun sudah ditutup oleh Zulaikha, ia mampu mencegah dirinya dari ajakan maksiat dari zulaikha yang kala itu juga sangat cantik dan menarik. Saat itu Yusuf berkata “Aku berlindung kepada Allah”, dan Allahpun menjaga dirinya dari kemaksiatan, ia lolos dari ujian iman tersebut.
Cinta itu tentang pilihan, dan Yusuf AS memilih ketaatan kepada Allah SWT, ia menerima resiko atas penolakan terhadap majikannya tersebut yang dalam singkat cerita pada akhirnya Yusuf di penjara.
Jodoh tak akan kemana, Allah punya cara yang indah untuk mempertemukannya kembali
Setelah beberapa waktu Yusuf AS menjalani hukumannya di penjara, tibalah saatnya ia dibebaskan banyak kisah menarik disini bermula dari menafsirkan mimpi hingga akhirnya dipercaya menjadi bendaharawan negara dan pada akhirnya menjadi raja menggantikan suami Zulaikha ketika ia telah meninggal dunia.
Saat inilah Yusuf dan Zulaikhapun bertemu dan akhirnya menikah. Memang kisah pernikahan antara Yusuf AS dan Zulaikha ini tak dimuat dalam Al-qur’an termasuk juga dengan nama wanitanya sebagai Zulaikha juga tidak disebutkan dalam Al-quran. Namun melalui Ulama tafsir salah satunya adalah Imam ath-Thabari meriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq mencatatkan ada dialog romantis antara Yusuf AS dan Zulaikha tatkala mereka telah menikah.
“Bukankah kesempatan seperti ini lebih baik dan terhormat daripada pertemuan kita dahulu ketika engkau menggebu-gebu melampiaskan hasratmu”.
Lalu Ra’il menjawab dengan jawaban diplomatis dan romantis,
“Wahai orang yang terpercaya, janganlah engkau memojokkanku dengan ucapanmu itu, ketika kita bertemu dulu jujur dan akuilah bahwa di matamu akupun cantik dan mempesona, hidup mapan dengan gelar kerajaan dan segalanya aku punya, namun ketika itu aku tersiksa karena suamiku tidak mau menjamah perempuan manapun termasuk aku, lantas akupun mengakui dengan sepenuh hatiku akan karunia Allah yang diberikan atas ketampanan dan keperkasaan dirimu.”
Nabi Yusuf mendapatkan bahwa Ra’il (Zulaikha) masih perawan. Mereka menikah dan dikaruniai dua orang anak laki laki, Afra’im (Efraim) dan Misya (Manasye). Sebab ia tak pernah di jamaah oleh Al-Aziz suaminya semenjak ia menikah.
***
Jodoh tak akan kemana, kalau memang sudah Allah catatkan berjodoh yakinlah suatu saat cepat atau lambat Allah akan pertemukan dengan caranya. Penting pemahaman ini menjadi renungan untuk kita bersama terlebih bagi mereka yang masih sendiri dan dalam masa-masa menanti, kita bisa saksikan entah berapa banyak laki-laki dan wanita yang mengorbankan ketaatannya pada Allah SWT dengan alasan cinta, takut kehilangan jodohnya, takut jodohnya diambil orang dan seabrek alasan klise lainnya. Yusuf AS mengajarkan kita bagaimana semestinya dalam mencintai, tak ada larangan kita mencintai manusia dan lawan jenis akan tetapi perlu diingat jangan sampai cinta kita pada lawan jenis menodai ketaatan kita pada Allah SWT, selalu jadikan Allah yang pertama dan Allah yang utama InsyaAllah disana kita akan bersua dengan bahagia.
Sumber gambar ilustrasi : google.com
No comments:
Post a Comment