Bumi merupakan planet ketiga dari matahari di tata surya. Dan inilah planet yang kita tinggali selama ini, bumi juga merupakan planet terpadat dan terbesar kelima di Tata Surya. Di dalam bola biru ini, kita melakukan banyak aktivitas, bersenang-senang, dan lain sebagainya.
Sebagian besar permukaan bumi tertutupi oleh air, dan seperti yang kita ketahui bahwa air adalah salah satu elemen penting dalam mendukung keberlangsungan makhluk hidup. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya tentang darimana air yang ada di bumi ini berasal?
Mungkin kita pernah mempelajari tentang siklus air pada waktu menginjak bangku sekolah dasar (SD) dan SMP, namun hal itu tidak menjelaskan secara rinci tentang bagaimana air di bumi dapat terbentuk atau darimana asalnya air yang ada di bumi.
Untuk menjawab hal itu, para peneliti dan ilmuwan telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari tahu darimana air di bumi ini berasal.
Jawaban dari para ilmuwan
Para ilmuwan melakukan penelitian untuk mencari tahu asal usul air yang ada di bumi. Salah satu ilmuwan yang tertarik dengan penelitian ini adalah ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Woods Hole, Massachusetts, Amerika Serikat, Adam Sarafian.
Setelah melakukan penelitian panjang, Sarafian menyimpulkan bahwa air sudah ada sejak 4,6 miliar tahun lalu, jauh sebelum Bumi terbentuk. Dalam sejarah awal bumi, diketahui bahwa suhu bumi pada saat itu sangatlah tinggi dan tidak ada atmosfer didalamnya.
Sehingga hal ini menyiratkan bahwa pada masa-masa itu diperkirakan tidak ada air yang dapat tinggal dibumi. Karena pada suhu yang tinggi, maka air akan segera menguap kembali ke angkasa. Sehingga, air yang kita miliki saat ini, tampaknya harus ada lama setelah Bumi terbentuk.
Sekitar 4 miliar tahun yang lalu, planet-planet dalam termasuk bumi dihantam oleh komet dan asteroid berukuran besar, hal ini membuat ilmuwan menduga bahwa air yang ada di bumi ini berasal dari asteroid yang menghantam bumi miliaran tahun yang lalu.
Kemudian para ilmuwan menduga bahwa sumber air di bumi berasal dari sabuk asteroid yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Pada awalnya para astronom tidak yakin, karena sabuk asteroid dianggap terlalu dekat dengan matahari untuk menjadi rumah air di tata surya ini.
Jawaban dari para ilmuwan
Para ilmuwan melakukan penelitian untuk mencari tahu asal usul air yang ada di bumi. Salah satu ilmuwan yang tertarik dengan penelitian ini adalah ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Woods Hole, Massachusetts, Amerika Serikat, Adam Sarafian.
Setelah melakukan penelitian panjang, Sarafian menyimpulkan bahwa air sudah ada sejak 4,6 miliar tahun lalu, jauh sebelum Bumi terbentuk. Dalam sejarah awal bumi, diketahui bahwa suhu bumi pada saat itu sangatlah tinggi dan tidak ada atmosfer didalamnya.
Sehingga hal ini menyiratkan bahwa pada masa-masa itu diperkirakan tidak ada air yang dapat tinggal dibumi. Karena pada suhu yang tinggi, maka air akan segera menguap kembali ke angkasa. Sehingga, air yang kita miliki saat ini, tampaknya harus ada lama setelah Bumi terbentuk.
Sekitar 4 miliar tahun yang lalu, planet-planet dalam termasuk bumi dihantam oleh komet dan asteroid berukuran besar, hal ini membuat ilmuwan menduga bahwa air yang ada di bumi ini berasal dari asteroid yang menghantam bumi miliaran tahun yang lalu.
Kemudian para ilmuwan menduga bahwa sumber air di bumi berasal dari sabuk asteroid yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Pada awalnya para astronom tidak yakin, karena sabuk asteroid dianggap terlalu dekat dengan matahari untuk menjadi rumah air di tata surya ini.
Namun, para astronom akhirnya menemukan bukti pertama mereka dengan menemukan es pertama di asteroid 24 Themis. Penemuan ini diikuti penemuan-penemuan lainnya, ilmuwan menemukan lebih banyak es di asteroid-asteroid yang lain. Penemuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada jauh lebih banyak es di sabuk asteroid daripada yang diperkirakan dan memberikan kemungkinan yang cukup besar, bahwa asteroid-asteroid lah yang merupakan asal air di bumi.
Hal ini membuat Sarafian dan tim beralih menelaah meteorit yang diperkirakan telah terbentuk jauh sebelum tata surya ini tercipta. Pertama, ilmuwan meneliti meteorit chondrite karbon yang diklaim sebagai meteor tertua di jagat raya, sebelum planet pertama di tata surya ini terbentuk.
Selanjutnya, peneliti memeriksa meteorit yang berasal dari asteorid besar bernama Vesta yang berusia sekitar 14 juta tahun setelah kelahiran tata surya. Vestya diketahui memiliki senyawa yang sama dengan meteorit chondrite karbon dan batu yang ada di Bumi. Ini berarti, mateorit chondrite karbon adalah sumber air yang paling mungkin untuk Bumi.
Vesta diyakini sebagai satu-satunya sumber air yang ada di tata surya dan sudah ada sejak 4,6 miliar tahun lalu, jauh lebih awal dari perkiraan yang sudah ada.
"Vesta adalah meteorid primitif yang menyerupai komposisi tata surya. Mereka cukup banyak mengandung air di dalamnya yang diyakini sebagai asal air di Bumi," ujar Sarafian.
Jawaban Alquran
Alquran, sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama ini selalu membuktikan bahwa ia selalu sejalan dengan penemuan-penemuan sains yang dilakukan dengan penelitian selama ini. Salah satunya adalah tentang penciptaan manusia.
Mungkin pengetahuan diatas tentang asal-usul air di bumi akan lebih memperluas pemahaman kita tentang tafsir ayat-ayat berikut ini:
"...Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan." [QS. Al-Baqarah ayat 74]
"Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya." [QS. Al-Mu'minun ayat 18]
Sementara itu, Herschel Space Observatory telah menkonfirmasi bahwa kadar air berat (Deuterium) yang terdapat pada komet Hartley 2 mirip dengan kadar air berat yang terdapat di bumi. Komet Hartley berasal dari Sabuk Kuiper, artinya air yang ada di bumi mungkin berasal dari asteroid-asteroid yang berada di sabuk Kuiper yang membombardir bumi miliaran tahun lalu.
Sementara itu, saat ini astrofisikawan setuju bahwa air di bumi berasal dari Asteroid. Wallahua'lam, semoga bermanfaat dan membuka pengetahuan kita.
Hal ini membuat Sarafian dan tim beralih menelaah meteorit yang diperkirakan telah terbentuk jauh sebelum tata surya ini tercipta. Pertama, ilmuwan meneliti meteorit chondrite karbon yang diklaim sebagai meteor tertua di jagat raya, sebelum planet pertama di tata surya ini terbentuk.
Selanjutnya, peneliti memeriksa meteorit yang berasal dari asteorid besar bernama Vesta yang berusia sekitar 14 juta tahun setelah kelahiran tata surya. Vestya diketahui memiliki senyawa yang sama dengan meteorit chondrite karbon dan batu yang ada di Bumi. Ini berarti, mateorit chondrite karbon adalah sumber air yang paling mungkin untuk Bumi.
Vesta diyakini sebagai satu-satunya sumber air yang ada di tata surya dan sudah ada sejak 4,6 miliar tahun lalu, jauh lebih awal dari perkiraan yang sudah ada.
"Vesta adalah meteorid primitif yang menyerupai komposisi tata surya. Mereka cukup banyak mengandung air di dalamnya yang diyakini sebagai asal air di Bumi," ujar Sarafian.
Jawaban Alquran
Alquran, sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama ini selalu membuktikan bahwa ia selalu sejalan dengan penemuan-penemuan sains yang dilakukan dengan penelitian selama ini. Salah satunya adalah tentang penciptaan manusia.
Mungkin pengetahuan diatas tentang asal-usul air di bumi akan lebih memperluas pemahaman kita tentang tafsir ayat-ayat berikut ini:
"...Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan." [QS. Al-Baqarah ayat 74]
"Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya." [QS. Al-Mu'minun ayat 18]
Sementara itu, Herschel Space Observatory telah menkonfirmasi bahwa kadar air berat (Deuterium) yang terdapat pada komet Hartley 2 mirip dengan kadar air berat yang terdapat di bumi. Komet Hartley berasal dari Sabuk Kuiper, artinya air yang ada di bumi mungkin berasal dari asteroid-asteroid yang berada di sabuk Kuiper yang membombardir bumi miliaran tahun lalu.
Sementara itu, saat ini astrofisikawan setuju bahwa air di bumi berasal dari Asteroid. Wallahua'lam, semoga bermanfaat dan membuka pengetahuan kita.
No comments:
Post a Comment